Rabu, 14 Mei 2014

Ini Bahaya Abaikan Waktu Tidur


IK – Masyarakat jaman sekarang ternyata semakin abai terhadap waktu tidur. Dengan kata lain, semakin banyak yang tidak peduli dengan waktu tidur yang cukup. 


Padahal, studi yang dilakukan peneliti gabungan dari Universitas terkemuka di Oxford, Cambridge, Harvard, Manchester dan Surrey tersebut mengungkapkan kurangnya waktu tidur bisa memicu beragam problem kesehatan serius.



Penelitian yang dipresentasikan di program "Day of the Body Clock" dari BBC tersebut menekankan mengenai pentingnya waktu tidur yang cukup. 



Disebutkan penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung, diabetes tipe-2, infeksi dan obesitas, semuanya berkaitan dengan kurangnya waktu tidur. 



“Jam tubuh menyebabkan perubahan besar dalam tubuh manusia,” tutur Profesor Russell Foster dari University of Oxford. 



Lebih lanjut Profesor Foster mengatakan waktu tidur bisa memengaruhi kewaspadaan, mood, stamina dan bahkan risiko serangan jantung. 



Selain itu, Profesor Foster menyebutkan bahwa jam tubuh sudah terbentuk secara evolusioner. “Manusia berkembang dengan beraktivitas pada siang hari dan beristirahat di malam hari, hal tersebut sudah terbukti efektif secara evolusi,” papar Profesor Foster. 



Namun, para peneliti menuturkan kehidupan modern dengan pergaulan selama 24 jam memaksa manusia untuk terus terjaga dan melawan jam tubuh mereka. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa waktu tidur masyarakat saat ini 2 jam lebih pendek dibanding manusia 60 tahun lalu. 



Hal tersebut terjadi karena “arogansi” manusia yang menganggap waktu tidur cukup tidak lagi penting. 



“Manusia adalah spesies yang arogan, yang berpikir bisa begitu saja membuang evolusi selama 4 miliar tahun dan mengabaikan fakta bahwa tubuh manusia sudah terprogram untuk beristirahat di malam hari,” terang Profesor Foster.



Ironisnya, pengurangan waktu tidur tersebut terjadi di hampir seluruh masyarakat perkotaan di dunia. “Mereka yang punya jam kerja bergilir adalah yang pertama kali terpengaruh, namun kini sebagian besar masyarakat perkotaan juga memiliki waktu tidur yang kurang, bahkan anak-anak,” sambungnya. 



Padahal, jika kekurangan waktu tidur ini terjadi dalam jangka waktu lama, akibatnya bisa fatal. “Anak-anak semakin banyak yang tidur larut malam dan jika hal tersebut terus berlanjut hingga mereka dewasa, risiko kematian dini akan mengintai,” tutur Profesor Charles Czeisler dari Harvard University. 



Polusi Cahaya 



Lebih lanjut Profesor Czeisler menyebutkan bahwa cahaya merupakan musuh utama berkurangnya waktu tidur, terlebih cahaya biru yang ditransmisikan peralatan elektronik seperti ponsel, televisi dan komputer. 



“Cahaya biru yang dikeluarkan peralatan elektronik akan merusak jam tubuh karena bisa mengulang ritme circadian dan menunda pengeluaran hormon melatonin yang memicu kantuk,” sambung Profesor Czeisler.



Untuk itu, Profesor Andrew dari University of Manchester menganjurkan agar masyarakat perkotaan bisa mengurangi paparan sinar biru sebelum tidur. “Jangan menggunakan peralatan elektronik saat hendak beristirahat di malam hari dan usahakan tidur dengan ruangan gelap atau lampu temaram untuk mendapat kualitas istirahat yang lebih baik,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar